Pada 2002 Conopomorpha cramerella merusak ribuan hektar lahan
kakao. Kerugian akibat hama penggerek buah kakao (PBK) itu mencapai
ratusan juta rupiah. Itu sebabnya pada 2003 muncul teknik sarungisasi.
Teknisnya, buah kakao diselubungi plastik transparan seperti memakai
sarung. Aplikasinya praktis: hanya membutuhkan pipa PVC, plastik
transparan, dan karet gelang.
Pipa PVC untuk memasangkan plastik. Pekebun menggunakan pipa
berdiameter 10 cm sepanjang 3—4 m agar bisa menjangkau buah yang tinggi.
Boleh juga diganti bambu yang seukuran pipa, sehingga buah kakao bisa
masuk. Plastik harus transparan seperti plastik es batu untuk memudahkan
pengamatan pertumbuhan buah dan waktu panen. Ukurannya 25 cm x 17 cm
dengan kedua ujung berlubang. Potongan-potongan plastik itu disusun rapi
di bambu. Tiap plastik diikat karet gelang di salah satu lubang. Beri
jarak antarplastik sekitar 2 cm. Plastik bisa digunakan 2—3 kali musim
tanam.
Penyarungan mesti tepat waktu. Pilih kakao sebesar batu
baterai atau seukuran jempol orang dewasa. Biasanya ukuran itu dicapai
3—4 bulan setelah pembungaan. Bila terlalu dini, tangkai buah masih
lemah dan gampang patah. Sebaliknya, buah terlalu besar mungkin sudah
mengandung telur hama di kulitnya. Lakukan penyarungan pada pukul
07.00--11.00. Masukkan buah ke dalam pipa atau bambu hingga tangkai buah
tidak terlihat. Dengan menggunakan tongkat kayu yang ujungnya dipotong
setengah lingkaran, dorong plastik secara perlahan-lahan ke arah buah.
Saat plastik terlepas dari bibir pipa, otomatis karet gelang
mencengkeram. tangkai buah. Plastik pun terpasang sempurna menyarungi
buah.
Sumber: trubus-online.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar