Labu siam atau yang biasa juga disebut dengan nama waluh siam adalah buah dari pohon atau tanaman yang berjenis merambat. Buah labu siam berwarna hijau, berbentuk membulat agak lonjong, dan memiliki tekstur garis-garis yang masuk ke dalam. Buah ini memiliki kulit yang tipis dan akan mengeluarkan getah yang cukup banyak saat dikupas atau dipotong. Apabila dibelah, kita akan melihat bahwa daging buah labu siam sangat tebal dan di tengahnya terdapat bagian yang berwarna lain yang menyerupai biji buah.
Labu siam biasanya diolah sebagai bahan konsumsi yang berupa sayuran ataupun lalapan. Akan tetapi, memasak labu siam tidak bisa sembarangan. Buah yang memiliki kandungan getah yang cukup banyak ini memerlukan penanganan khusus sebelum bisa dikonsumsi. Salah satu cara memasak labu siam supaya getahnya tidak menimbulkan masalah yaitu dengan menggosok-gosokan buah labu yang telah dibelah untuk mengeluarkan getahnya, setelah itu buah harus direndam dulu selama beberapa waktu.
Usaha Budidaya Labu Siam
Setelah menjadi sayuran, labu siam memiliki rasa yang enak. Saat ini buah labu siam telah secara umum digunakan untuk membuat masakan. Hal ini secara otomatis menyebabkan kebutuhan buah labu siam di pasaran cukup besar karena tingkat konsumsi masyarakat terhadap buah ini juga cukup tinggi. Ini bisa kita jadikan lahan usaha yang cukup menguntungkan. Bagi Anda yang ingin membudidayakan labu siam, maka berikut ini akan kita bahas beberapa hal penting mengenai teknik budidaya labu siam.
Lahan Ideal untuk Budidaya Labu Siam
Labu siam dapat ditanam dan tumbuh dengan subur pada wilayah dengan ketinggian antara 200 meter sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Cara tanam labu siam tergolong sederhana sekali. Baik wilayah dataran rendah yang memiliki hawa udara panas maupun wilayah dataran tinggi yang memiliki hawa udara dingin bisa menjadi tempat yang cocok untuk membudidayakan tanaman labu siam. Oleh karena itu, kini tanaman labu siam bisa ditemui baik di daerah tropis maupun di daerah subtropis.
Baik juga bagi para pecinta dunia bercocok tanam untuk menumbuhkan tanaman ini di halaman rumah atau pekarangan. Daripada tanah tidak digunakan, sebaiknya kita manfaatkan untuk menanam tanaman yang menghasilkan buah yang bermanfaat ini. Tanaman labu siam tidak akan memakan tempat karena tergolong jenis tumbuhan yang merambat. Kita hanya perlu menyediakan batang rambatan yang pas, sehingga justru bisa membuat pekarangan kita terlihat asri.
Pengolahan Tanah
Cara budidaya labu siam tidaklah rumit. Mula-mula kita mengolah tanah dengan cara yang telah umum, yakni dengan dibajak dan diseimbangkan unsur haranya. Selanjutnya kita membuat parit-parit di lahan untuk memudahkan diri kita dalam mengairi tanaman nantinya. Sebaiknya pola tanam dan parit-parit dibuat garis-garis berjajar yang melintang dengan arah dari timur ke barat.
Pembibitan Labu Siam
Pembibitan labu siam dilakukan lewat biji yang didapat dari buah labu siam yang telah sangat tua. Selanjutnya biji-biji labu siam disemaikan di tempat yang lembab hingga tumbuh kecambah atau tunas baru. Selanjutnya cara menanam bibit tersebut yaitu bibit yang telah siap kita masukan de lubang-lubang tanam di atas lahan. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman labu siam yaitu sekitar 1 meter persegi.
Cara Menanam dan Pemeliharaan
Penanaman labu siam dilakukan dengan memasukan biji-biji yang telah tumbuh tunasnya tadi, kemudian ditutup dengan lapisan tanah. Kita bisa memasukan 3 buah biji ke dalam setiap lubang tanam. Selanjutnya kita tetap perlu menjaga tanaman labu siam dari berbagai hama, termasuk rumput liar yang tumbuh di sekitarnya. Selanjutnya, kita perlu memasang media rambat yang bentuk dan ukurannya ideal sehingga memudahkan kita saat panen.
Penyulaman tanaman dilakukan pada tanaman yang tidak sehat pertumbuhannya dengan bibit baru yang kira-kira umurnya sama, dilakukan satu minggu setelah tanam. Penyiangan gulma sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar dan mengurangi bahaya hama dan penyakit tanaman.
Setelah tanaman mengeluarkan sulur, perlu dibuat para-para dengan menggunakan belahan bambu yang ditancapkan di sekitar batang dengan tinggi bambu atau kayu 1,5 m. Setiap bambu dijadikan tiang rambatan menyambung ke bambu lainnya di bagian atas. Kemudian ditambahkan lagi bambu dengan posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi sekitar 30×30 cm atau 50×50 cm.
Pemangkasan dilakukan pada tanaman berumur 3-6 minggu, pemangkasan dilakukan pada cabang agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan baik. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar tumbuh tunas baru. Daun-daun yang sudah tua juga dipotong.
saya juga bercocok tanam mas :D
BalasHapushanya aja lagi miara cabai..
salam miaw! :D