Ada berbagai tipe pekarangan rumah di perkotaan dan rumah desa. Dengan memilih dan menerapkan teknologi budidaya sayuran dan tanaman obat yang sesuai, pekarangan sempit sekalipun dapat mensuplai sayuran bagi keperluan keluarga.
Teknik Vertikultur di PerkotaanRumah di perkotaan umumnya berbentuk sebuah klaster/kelompok. Rumah bertipe serta lahan yang terbatas, membuat masyarakatnya mendapatkan kesulitan untuk menanam sayuran model Rumah Pangan Lestari (RPL). Tetapi hal tersebut dapat diakali dengan menanamnya sistem vertikultur atau polybag/pot.
Menurut Nur Khariyatun, peneliti di Balai Penelitian Sayuran, vertikultur adalah media pertanaman dengan cara bertingkat. Dengan membuat rak bertingkat dari kayu/bambu/besi/paralon, kita dapat menanam tanaman di pekarangan sempit bahkan tidak ada.
“Bahan yang digunakan untuk pembuatan vertikultur ini beragam. Ada kayu, bambu, paralon, dan besi. Untuk pembuatan vertikultur yang murah biasanya menggunakan kayu. Hanya mengeluarkan biaya Rp 250 ribu, sudah dapat membuat vertikultur. Sedangkan yang termahal adalah dengan menggunakan besi, dapat menghabiskan hingga Rp 500 ribu. Apabila masih mahal, kita dapat menanamnya di polibag atau pot.
Untuk satu polibag yang berukuran 3 kg, hanya mengeluarkan Rp 5 ribu saja. Itu sudah termasuk 1 kg pupuk kandang, 2 kg sub soil (tanah dan sekam), serta 2 bibit caisim,” jelas Khari.
Selain itu, rumah di perkotaan biasanya memiliki tipe. Ada rumah tipe 21, tipe 36, tipe 45, tipe 54, dan masih banyak lainnya. Dari berbagai macam tipe ini, model budidaya rumah pangan lestari yang dikembangkan pun berbeda-beda. Tanaman yang ditanam pun juga lain-lain.
Sumber: Sinar Tani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar