Rabu, 14 Agustus 2013

Cara Mudah Budidaya Tanaman Kencur

Tanaman Kencur merupakan salah satu jenis rempah-rempah obat dan tergolong dalam suku temu-temuan. Rimpang atau umbi tanaman ini merupakan panghasil Minyak Atsiri dan Alkaloid untuk meningkatkan daya Stimulan tubuh. Kencur merupakan tanaman temu kecil dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi terutama pada tanah gembur dan tidak terlalu banyak mengandung air. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di dalam pot atau di ladang dengan sinar matahari cukup, tidak terlalu lembab dan sedikit ternaungi.

Lahan dengan ketinggian 100 – 500 m dpl dengan jenis tanah lempung berpasir juga gembur sangat cocok untuk tanaman ini. Kencur dapat tumbuh dengan baik pada saat musim hujan, namun tanaman ini rentan busuk. Oleh sebab itu pada lahan-lahan penanaman kencur harus dibuat sistem pengairan yang baik. Kencur merupakan komoditas pertanian dengan tingkat permintaan pasar tinggi dikarenakan berbagai manfaat dari tanaman ini sangat baik untuk tubuh. Selain sebagai bahan dasar berbagai obat herbal, Rimpang kencur juga sering digunakan sebagai bumbu masakan. Karena permintaan pasar akan temu satu ini cukup tinggi, maka usaha budidaya kencur dalam jumlah besar bisa menjadi sebuah usaha pertanian dengan prospek menjanjikan.

Berikut Cara Mudah Budidaya Tanaman Kencur :

  1. Penyediaan Bibit, tanaman kencur biasanya dibudidayakan lewat rimpangnya. Bibit sebaiknya diambil dari rimpang kencur dengan umur panen 8 – 12 bulan. Rimpang bibit harus dalam keadaan sehat dengan ciri-ciri berdaging alot, mengkilap Kecoklatan, tidak lecet, tidak ada gejala busuk dan berjamur. Rimpang hasil pilihan kemudian disemai dalam tempat lembab selama 2 minggu sampai bertunas. Selanjutnya rimpang dipotong-potong dengan ukuran 3 cm dengan 2 – 3 mata tunas. Pemilihan rimpang dengan tepat sangat menentukan hasil panen. Untuk satu ha lahan dibutuhkan bibit sebanyak 1 – 2 ton tergantung pada jarak tanam. Untuk menghindari serangan hama dan penyakit lain, sebaiknya bibit direndam dalam larutan Forest  kemudian disemprot dengan fungisida berbahan aktif seperti Ridomil, Dithane dan Manzate.
  2. Pengolahan Lahan, pengolahan lahan sebaiknya dilakukan pada musim hujan dengan cara mencangkul atau membajak lahan sedalam 30 cm. Setelah lahan gembur bersihkan rumput dan gulma pengganggu lain dan diamkan lahan selama satu munggu. Selanjutnya buat bedengan dengan lebar 1 – 1,5 m, tinggi 10 – 20 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Pembuatan bedengan bertujuan untuk mempermudah sistem pengairan pada lahan. Berikan pupuk kandang secara tabur diatas bedengan dengan dosis 15 ton/ha. Diamkan pupuk selama satu atau dua minggu sebelum masa penanaman.
  3. Penanaman, rimpang ditanam menghadap ke atas dengan kedalam lubang 7,5 cm dan jarak antar tanaman 15 x 15 cm atau 20 x 20 cm.
  4. Pemupukan, setelah tanaman benar-benar tumbuh dengan baik lakukan pemupukan dengan dosis Urea 150 Kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCL 100 kg/ha. Pada umur 2 – 3 bulan dilakukan pemupukan dengan dosis Urea 150 kg/ha.
  5. Pemeliharaan, penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 1 – 2 bulan dan dilakukan sesuai pertumbuhan gulma. Penggemburan lahan dilakukan pada saat tanaman berumur 3 – 4 bulan, bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan rimpang. Untuk menghindari serangan penyakit, dilakukan penyemprotan fungisida secara rutin satu minggu sekali sampai 2 minggu sebelum masa panen.

Sumber: ilmumu.com

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...